Ekonomi Nasional Mengalami Pertumbuhan, Kalahkan Anggota G20 Jerman dan Tiongkok

ACARA PUNCAK: Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki menghadiri acara puncak Harkop ke 75 di Kampus Ikopin University, kemarin

 

JATINANGOR -  Puncak peringatan Hari Koperasi ke-75 tahun 2022 tingkat Provinsi Jawa Barat digelar bertepatan dengan Grand Launching Ikopin University oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki di Kampus Ikopin University, Jl Raya Jatinangor, Selasa (12/7).

Acara digelar secara offline dan online melalui Youtube Diskuk Jabar dan zoom meeting yang dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum dan diisi sejumlah kegiatan diantaranya, Deklarasi Koperasi Kampus, Pameran produk KUMKM, FGD dan Talkshow Koperasi dengan tema 'Mengembangkan Zilenial Coopereneurship Menuju Koperasi Modern untuk Jabar Juara'.

Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki menjelaskan, tema Harkop ke 75 mengusung tema "Transformasi Koperasi untuk Ekonomi Berkelanjutan" dengan tagline "Ayo Berkoperasi". Berbagai Langkah penanganan Pandemi covid 19 dan pemulihan ekonomi dilakukan pemerintah menunjukkan hasil yang baik dan diakui oleh dunia.

"Perekonomian nasional secara bertahap mengalami pertumbuhan positif, pada tahun 2021 mencapai 3,69 persen atau lebih baik dibanding tahun 2021 mengalami kontraksi 2,07 persen. Kemudian pada kuartal tahun 2022 yakni sebesar 5,01 persen (y-on-y), dimana capaian ini bahkan lebih tinggi dari negara anggota G20 lainnya, termasuk Jerman dan Tiongkok," ucap Teten.

Kemekop dan UKM RI mendukung agenda penguatan ekonomi khususnya oleh KUKM. Koperasi sebagai aggregator dan akselerator usaha UMKM anggota, terus dimodernisasi. Yang diakselerasi melalui program Akselerator Koperasi modern untuk memilik 150 koperasi diberbagai sektor dengan dukungan berupa fasilitasi tenaga pendampingg, akses pembiayaan dari LPDB KUMKM dan Bank Himbara, kemitraan, offtaker/supplier serta teknologi dan inovasi yang relevan.

"Tema Transformasi Koperasi untuk Ekonomi Berkelanjutan merupakan pengejahwantahan dari upaya koperasi bertransformasi dari citra model lama dan konvensional menjadi model baru dan profesional. Perjalanan pembangunan koperasi diupayajan secara berkesinambungan agar koperasi tumbuh sejajaran dengan badan usaha lainnya, memiliki sensitifitas tinggi dalam pengembangan usaha dan diminati generasi muda," ujarnya.

Menurutnya, Pemerintah menggelorakan gerakan koperasi Ayo Berkoperasi bertujuan meningkatkan literasi perkoperasian dan genarasi muda tertarik untuk berkoperasi. Sebagai agen pembangunan, genarasi muda harus dibekali dengan pengalaman berusaha serta pembangunan karakter yang berbasis nilai gotong royong dan usaha Bersama.

"Dukungan regulasi menjadi satu Langkah penting agar koperasi terus diminati serta menciptakan ekosistem bisnis yang dinamis, adaptif dan akomodatif bagi kepentingan anggota dan masyarakat. Sehingga koperasi dapat lebih lincah dan dinamis dalam menangkap berbagai peluang usaha serta mendapat kepercayaan publik," ucapnya.

Kementerian Koperasi dan UKM targetkan 1 juta enterpreneur baru dalam dua tahun ke depan atau hingga 2024 mendatang. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasio kewirausahaan dari 3,18 persen menjadi 4 persen.

“Kita baru 3,18 persen, sementara untuk menjadi negara maju minimum kita harus 4 persen. Saya ditargetkan oleh bapak Jokowi nambah satu juta wisausaha mapan baru,” katanya.

Menkop mengatakan, pihaknya menginginkan wirausaha wirausaha baru mempunyai kemampuan inovasi bisnis dan kompetitif, baik domestik maupun global. Oleh karena itu, ia sengaja keliling kampus bekerja sama dengan inkubator bisnis kampus untuk mencetak enterpreneur.

Menurutnya, setiap sarjana baru yang lulus, dari 3,5 total angkatan kerja ada jika dirata ratakan pertumbuhan 5 persen maka hanya mencetak 2 juta dan sisanya sekitar 1,5 juta tidak terserap.

“Karena itu kampus sekarang harus merubah kurikulumnya, bukan lagi mencetak sarjana menjadi pegawai negeri atau swasta tetapi harus mencetak enterpreneur. Bukan pencari kerja tetapi pencipta lapangan kerja,”tuturnya.

Dikatakan Teten, bahwa selama ini penyerapan tenaga kerja di Indonesia 97 persen oleh UMKM yaitu sektor mikro. Bank dunia, kata Teten, sudah mengingatkan supaya Indonesia menyiapkan lapangan kerja yang berkualitas.

Kaitan hal itu, untuk mengembangkan wirausaha baru harus membangun kekuatan ekonomi sendiri caranya dengan mencari keunggulan domestik.

“Untuk menyediakan lapangan kerja yang berkualitas kita empowering UMKM supaya naik kelas. Untuk UMKM naik kelas, nanti koperasi yang akan mengkonsolidasi usaha usaha mikro supaya masuk dalam skala ekonomi dengan menerapkan teknologi produksi yang modern,” kata Teten.(*)