Nataru, Perketat Sektor Wisata Cegah Penularan Covid 19
Disparpora Belum Izinkan Buka
SRAGEN - Pemerintah pusat bakal meniadakan liburan akhir tahun untuk mencegah mobilitas masyarakat dan juga mencegah terjadinya lonjakan penyebaran virus Covid 19. Melihat situasi tersebut, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen bakal menyesuaikan aturan pembatasan.
Bahkan sejumlah lokasi wisata air di Kabupaten Sragen masih belum beroperasi. Mengingat saat ini kondisi masih dalam pandemi Covid 19 , dan masih rawan penyebarannya.
Kepala Disparpora Kabupaten Sragen Yusep Wahyudi mengaku mendengar kabar akan ditetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 secara nasional termasuk pada 23 Desember hingga 2 Januari 2022. Pemberlakuan ini bertepatan pada momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).
”Pariwisata kami akan mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Jika ditetapkan level 3 intinya dilakukan pembatasan-pembatasan. Untuk kami di pariwisata akan menyesuaikan. Termasuk di objek wisata yang sudah kami buka,” terang Yusep kemarin (22/11).
Demikian juga objek wisata lainnya yang dikelola oleh swasta akan dilakukan pengetatan sesuai aturan. Meski demikian, tidak semua objek wisata yang dikelola pemerintah sudah buka. Seperti objek wisata air Bayanan dan kolam renang Kartini masih tutup. Dia menegaskan, untuk wisata air menunggu lampu hijau dari Pemerintah Provinsi Jawa tengah.
”Ada rencana untuk kami buka, tapi menunggu izin dahulu,” terangnya.
Sedangkan objek wisata Gunung Kemukus tetap dibuka, meskipun tengah dilakukan renovasi. Mengingat esensi gunung Kemukus merupakan wisata ziarah ke makam.
”Sampai saat ini buka meski tengah direnovasi,” ujarnya.
Dia mengakui kebijakan pemerintah menaikkan level PPKM dan sejumlah aturan lainnya mengurangi potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Namun prioritas penanganan pandemi dan pencegahan penyebaran Covid-19 lebih diutamakan.
”Kalau sudah benar amanaman semua, baru berani gas lagi PAD kami,” bebernya.
Sedangkan soal objek pariwisata baru yang bermunculan atas hasil kreativitas masyarakat seperti pasar desa dan sebagainya kemungkinan akan tetap buka. Karena konsep desa wisata lebih banyak mengundang kegiatan yang pengunjungnya lokal.
”Kalau desa wisata, yang datang lokal. Paling pol sekitar Sragen. Kalau objek wisata yang datang berpotensi dari luar,” kata Yusep.