Cara Musisi 'Jualan' Musik di Tengah Pandemi Covid-19

Angga Foster, Deri D'Basio dan Arie Legowo. (*)

 

PADANG, SUMATERA BARAT
WABAH pandemi Covid-19 sudah hampir dua tahun 'memporakporandakan' kebiasaan semua orang. Tak terkecuali, para musisi. Yang biasanya, mendapatkan 'cuan'/penghasilan dari tampil atau 'manggung' dihadapan pengemarnya, tapi sejak virus itu masuk ke Indonesia awal 2020 terpaksa ditunda dulu. Alasannya, aktivitas masyarakat dibatasi dulu. Itu adalah cara pemerintah mencegah penyebaran virus Corona lebih banyak lagi.

Walaupun dibatasi geraknya, para musisi tak pernah 'mati gaya' dalam menghasilkan karya-karya 'indah dan merdunya'. Di rumah, mereka tetap berkreativitas. Dengan di rumah, banyak ide yang muncul. Mereka menyatukan huruf demi huruf, sehingga tercipta bait lagu nan menyejukan jiwa. Bak seperti air mengalir pelepas dahaga di tengah padang pasir. Petikan gitar, piano, keyboard, dan drum disatukan dengan kata-kata indah, memberikan kenyamanan bagi mereka yang mendengarkan. Mereka sejenak melupakan bahwa keadaan tidak baik-baik saja alias dilanda wabah virus Corona. Ungkapan itu yang menggambarkan situasi nasib para musisi di tengah pandemi. "Situasi pandemi tak menyulutkan kami para musisi untuk tetap berkarya," ucap Musisi Angga Foster kepada Singgalang melalui sambungan seluler, Selasa (9/11).

Dikatakannya, justru cara para musisi bisa mencari duit/uang menjual karyanya melalui digital. Ya, berkat kecanggihan teknologi, mereka jualan musik melalui digital store platform (DSP) dan ring back tone (RBT). "Jika dilihat dari traffict secara streaming naik, karena orang pada di rumah saja. Kebanyakan para musisi mengisi waktunya, dengan berkarya melalui digital. Penghasilannya lumayan naik. Jika dipersentasekan penghasilannya bisa diatas 50 persen dari sebelumnya," jelas Angga Foster, salah satu personil Grup Band Wayang yang memiliki media musik, Bolehmusik.com dan label, Boleh Musik. Melalui DSP dan RBT mereka diberikan ruang untuk mempromosikan hasil karyanya.

Hal senada juga disampaikan Owner Ulet Bulu sekaligus Musisi Ranah Minang, Deri D'Bassio. Sebagai, Manajer para musisi muda mengharuskannya untuk kreatif di tengah pandemi. Demi mengupragde ilmu para anak-anak asuhnya dan musisi muda berbakat di Kota Padang, Deri mengajak musisi kenalannya di Jakarta.

Keinginan mulia, Deri pun disambut hangat teman-temannya. Terbukti, Senin (8/11), Ulet Bulu Studio dan Bolehmusic.com menggelar workshop online secara gratis untuk para musisi, produser dan pencinta musik di Sumbar ataupun daerah lainnya. Adapun temanya, cara berpromosi dan dapatkan banyak pendengar di berbagai digital store dunia melalui The Orchard. Narasumbernya pun tak 'kaleng-kaleng', yakni Arie Legowo seorang Praktisi Musik Bisnis dan Country Head The Orchard Indonesia.

Melalui workshop tersebut, para musisi diberikan cara aktif dan promosi diseluruh digital store dunia hingga tidak salah bekerjasama sehingga memudahkah komunikasi dengan agregator. Tak hanya itu, narasumber pun memberikan tips cara laporan keuangan yang jelas. "Para musisi pun diajarkan pengolahan dan promosi lagunya ada Spotify dan Joox. Sehingga menarik calon-calon pendengar untuk airplay lagu-lagu kita, hingga tips dan trik meletakan lagu-lagu kita supaya bisa terairplay," ucap Deri seraya mengatakan jangan lupa patuhi protokol kesehatan (prokes), agar bisa para musisi 'manggung' lagi. Dan ikuti vaksinasi, supaya keluar dari pandemi ini. "Bersama-sama kita patuhi prokes dan vaksinasi, agar terbebas dari wabah Covid-19," jelas Deri yang berjanji akan memberikan workshop lainnya untuk menambah pengetahuan para musisi di Sumbar. (LENGGOGENI/WARTAWAN MADYA)

Kode/inisial saya saat menulis berita adalah 009, Jika ditulis nama lengkap biasanya FEATURE