SLEMAN, Radar Jogja - Pembelajaran tatap muka (PTM) telah dimulai di 119 SMP dan 85 SD se-Kabupaten Sleman sejak pekan lalu. PTM harus dijalankan dengan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Jika belakangan diketahui ada kasus positif Covid-19 di sekolah pelaksana PTM, meskipun hanya seorang siswa/guru, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menginstruksikan untuk menutup sekolah terkait. Hal itu demi kelancaran proses PTM. Sekaligus mencegah persebaran Covid-19. Agar tidak muncul klaster baru di sekolah.
Lama penutupan sekolah disesuaikan dengan jumlah kasus. "Jika hanya satu kasus (positif Covid-19, Red), sekolah ditutup tiga hari untuk keperluan sterilisasi," ujarnya kemarin (14/10).
Selain itu, upaya 3T (treatment, tracing, dan testing (3T) akan digencarkan. Untuk melokalisasi kasus positif Covid-19 yang terjadi.
Sementara itu, guna memastikan ada tidaknya kasus Covid-19 di sekolah pelaksana PTM, Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman akan melakukan swab antigen secara acak terhadap guru dan siswa. "Ini sebagai upaya evaluasi PTM terbatas dari segi kesehatan," katanya Kepala Disdik Sleman Ery Widaryana.
Swab antigen menyasar SMP dan SD yang berada di wilayah kalurahan zona merah. Jika sudah tak ada zona merah, sampling swab antigen dilakukan di sekolah yang masuk kalurahan zona oranye. "Semoga dari hasil swab tak ditemui kasus positif Covid-19," harapnya.
Evaluasi PTM juga difokuskan pada pelaksanaan prokes di tiap sekolah. Selama sepekan pelaksanaan PTM, menurut Ery, prokes berjalan baik.(mel/yog)