Semarang-Peringatan upacara Pertempuran Lima Hari di Kota Semarang tahun ini dilakukan secara sederhana. Tidak seperti tahun-tahun sebelum adanya pandemi Covid-19 yang diperingati secara meriah dengan aksi teaterikal yang menyentuh.
Meski suasananya beda, lebih kecil, sederhana, dan simpel, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengajak masyarakat untuk mengenang dan meneladani perjuangan para pahlawan yang bertempur pada 14-18 Oktober pada 76 tahun silam.
“Kami ingin mengingatkan warga jika 76 tahun lalu ada pertempuran dahsyat. Para perjuang mengorbankan nyawa dengan cucuran darah demi mempertahankan Kemerdekan RI," katanya usai memperingati Pertempuran Lima Hari di Museum Mandala Bhakti Kamis malam (14/10).
Saat ini perjuangan harus diteruskan warga Semarang. Terutama berjuang lepas dari Covid-19 yang hampir dua tahun ini ada di Semarang, bahkan di Indonesia. "Benang merahnya, kita tetap harus berjuang untuk bisa lepas dari Covid-19," tutur Hendi begitu ia disapa.
Perjuangan yang dilakukan, bukan hanya dari sisi kesehatan. Namun harus bangkit dari berbagai sektor, baik sektor sosial, budaya, dan perkonomian yang sempat terpuruk karena pandemi yang tak kunjung usai. "Silaturahmi yang sempat terputus, bisa kembali berjalan. Meskipun dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat," pungkasnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang Muthohar menambahkan, peringatan kali ini memang berbeda. Pihaknya tidak mengadirkan veteran seperti tahun sebelumnya. Mengingat ada beberapa veteran yang sedang sakit. "Kami doakan. Dan kami akan silaturahmi dengan mereka," ucapnya.