Optimalkan Vaksinasi Desa dan Anak Sekolah

Radar Jogja File

 

Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Sleman terus mengalami kemajuan. Bulan ini sudah mencapai lebih dari 70 persen untuk dosis pertama.

Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Sleman Nila Rifianti SPd sangat apresiatif dengan percepatan vaksinasi Covid-19 di Bumi Sembada.

Untuk mendongkrak capaian vaksinasi, Nila mendorong pemerintah daerah bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat. Mengoptimalkan vaksinasi di desa-desa. Hingga tingkat padukuhan, bahkan RT/RW. "Saat ini tentu lebih mudah memetakan warga yang belum vaksinasi Covid-19. Ini butuh peran ketua-ketua RT/RW dan dukuh," ungkapnya kemarin (5/10).

Kader PDI Perjuangan itu mengimbau masyarakat yang belum vaksinasi agar pro aktif melapor kepada ketua RT/RW/dukuh setempat. Supaya aparat pemerintahan setempat segera bisa mengumpulkan data warga yang belum vaksinasi. Ini terkait dengan alokasi dosis vaksin yang dibutuhkan. Serta kesiapan tenaga kesehatan, khususnya vaksinator, yang jumlahnya terbatas. "Kami melalui partai juga menggerakkan kader untuk membantu pemerintah dalam upaya percepatan vaksinasi Covid-19 di Sleman," ujar Nila.

Di bagian lain, rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah juga menjadi perhatian tokoh perempuan asal Koroulon Kidul, Bimomartani, Ngemplak, itu.

Nila meminta pemerintah mengalokasikan dosis vaksin sesuai jumlah siswa, khususnya usia 12 tahun ke bawah. Dengan harapan ketika PTM mulai diberlakukan semua siswa sekolah sudah vaksinasi. "Supaya para orang tua/wali siswa merasa lebih tenang dan mengizinkan anak-anak mereka mengikuti PTM di sekolah," tuturnya.

Fasilitas pendukung protokol kesehatan (prokes) di sekolah juga harus disiapkan. Sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer harus tersedia di dekat pintu gerbang sekolah dan titik-titik lain yang mudah dijangkau siswa.

Para guru harus terus mengawasi siswa agar selama berada di sekolah tidak berkerumun. Kondisi kelas pun perlu ditata ulang meja kursinya dengan jumlah separo dari kuota. Agar konsep jaga jarak tetap terjaga di dalam kelas.

Menurut Nila, sekolah juga perlu menyiagakan petugas untuk melakukan cek suhu badan siswa dan siapa saja yang akan masuk lingkungan sekolah. "Ini sebagai antisipasi saja. Kalau ada anak bersuhu tinggi lebih baik direkomendasikan pulang atau periksa kesehatan di puskesmas atau dokter," imbaunya.

Nila menegaskan, pelaksanaan prokes harus benar-benar terjaga di lingkungan sekolah. (yog)