Merasa Lebih Pede saat Beraktivitas dan Bekerja

Radar Jogja File

 

SEMPAT ragu karena tidak cukup tidur, Febri, 39, memutuskan tetap berangkat ke kantor Dekranasda Sleman kemarin (1/9). Niatnya satu, vaksinasi kedua Sinovac.

Dia mengira tensinya drop karena hampir semalaman begadang menyelesaikan orderan pelanggan.

Setelah diperiksa petugas kesehatan, ternyata tekanan darahnya normal. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengrajin cendera mata khas Sleman itu pun diperbolehkan menerima vaksin. "Benar-benar lega setelah dapat vaksin kedua ini," ungkapnya.
Sebagai pengusaha sektor industri kerajinan, mobilitas Febri cukup tinggi. Tak jarang dia harus ke luar kota untuk memasarkan hasil produksinya.

Dia butuh sertifikat vaksin. Agar lebih leluasa bepergian. Namun itu bukanlah yang utama. Sejak masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), pria paro baya itu sudah banyak mengurangi mobilitasnya demi mematuhi imbauan pemerintah. "Setelah divaksin saya merasa lebih sehat. Karena yakin imun saya lebih bagus dari sebelumnya," ungkap warga Sleman itu.

Hal senada diungkapkan Bintoro, 50, yang sering wira wiri antarkota untuk bisnis. "Kalau sudah divaksin kan jadi lebih mantep. Lebih pede kalau ke mana-mana," ujarnya.

Saat meninjau vaksinasi bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), Ketua Harian Dekranasda Sleman Abdul Kadir sangat apresiatif. Karena kesadaran masyarakat untuk vaksinasi meningkat. "Vaksin kedua memang lebih cepat prosesnya. Tak sampai 15 menit," ungkap Abdul Kadir. "Yang penting tetap patuhi protokol kesehatan," sambungnya.

Bagi warga Sleman, pemerintah telah lama mengenalkan slogan "Cita Mas Jajar". Mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Sekarang plus hindari kerumunan dan kurangi mobilitas. "Konsep prokes 5M itu harus menjadi budaya baru masyarakat," tutur Kadir.