Ketika Ary Kencana Mendirikan Yayasan Harta Hanya Titipan

Ary Kencana (dua dari kiri saat melangsungkan peringatan HUT pertama Yayasan Harta Hanya Titipan di Sekar Jambu Seni lalu/ Radar Bali- Dwija Putera

 

Inspirasi Saat Pandemi, Kumpulkan Kawan Satu Visi Kemanusiaan

Penyanyi Bali Ary Kencana tidak saja aktif di dunia tarik suara, juga bergerak dalam bisnis dekorasi. Tidak hanya itu di awal masa pandemi covid-19 ia pun bergerak bersama teman-temannya untuk membantu sesama. Akhirnya ia mendirikan sebuah Yayasan bernama Yayasan Harta Hanya Titipan. Seperti apa?

MADE DWIJA PUTRA, Denpasar, Radar Bali

Tepat pada tanggal 7 Juni 2020 Yayasan Harta Hanya Titipan resmi berdiri secara legal. Kalau dilihat dari umur, yayasan tersebut baru berumur satu tahun. Namun sudah berbagai kegiatan kemanusiaan yang telah dilakukan. Mulai membantu orang kurang mampu, melakukan bedah rumah, menyumbang sembako, alat bantu penyandang cacat, donasi panti asuhan, menyumbang korban gempa Palu Sulawesi Tengah. Selain itu Yayasan ini juga telah memiliki mobil ambulance yang diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Ary Kencana selaku Ketua Yayasan Harta Hanya Titipan menceritakan sedikit perjalanan berdirinya yayasan tersebut. Pada awal pandemi covid-19, ia melihat di berbagai media sosial banyak sekali orang yang menerima bantuan. Selain itu ia juga banyak melihat banyak sekali orang yang mengeluh. Tak heran, akibat gelombang pandemi covid-19 ini banyak karyawan yang dirumahkan dan bahkan diberhentikan. “Melihat daripada itu saya secara pribadi menghubungi teman-teman yang memiliki mental baja dalam artian kita tidak suka mengemis, kita harus berjuang, ” terang Ary Kencana menceritakan sedikit perjalanan yayasan tersebut dalam peringatan satu tahun berdirinya Yayasan Harta Hanya Titipan, Senin (7/6) di Sekar Jambu, Jalan Sedap Malam, Denpasar.

Kata dia, yang paling pertama ia hubungnya temanya Yan Tawan dari Sulawesi. Ia anggap temannya itu sebagai koordinator lapangan di Kota Palu, Sulawesi Tengah dan ia sangat bersemangat. Kemudian beberapa bulan lalu waktu gempa yayasan tersebut juga ikut menyumbang. Kalau dihitung total dana yang disumbang sekitar Rp 35 juta. Selain itu, dia juga menghubungi beberapa teman di Bali ada sekitar 8 orang. Masing-masing menyumbang Rp 1 juta dan total dana yang terkumpul Rp 8 juta. “Kita sumbangkan pertama kalinya di Desa Seraya, Karangasem. Kita sumbang langsung turun ke lokasi , kita tahu persis bagaimana keadaan orang kurang mampu. Karena di saat kita mengeluh masih banyak orang yang membutuhkan di bawah, ” beber pemilik nama lengkap I Gede Astawa ini.

Lebih lanjut, khusus untuk program bedah rumah baru kali pertama mengawali. Mereka sudah menyiapkan dua lokasi. Namun proses verifikasi tim dari yayasan juga turun langsung untuk melihat kondisi di lapangan. Layak dan tidaknya di bantu, dan juga status tanah yang dihuni apakah milik pribadi atau bukan. “Bedah rumah ini kali pertama kita mengawali sasarannya di seluruh Bali yang memang layak kita bantu dan data warga juga valid. Namun untuk tahap pertama kita sudah siapkan dua lokasi. Nanti target kita ke depan bisa tiga bulan sekali melakukan bedah rumah,” beber pelantun nomor hits Beli Kuli Luh ini.

Lebih lanjut, untuk pendanaan yayasan tersebut itu bersumber dari donatur pribadi. Donatur dari teman-teman yayasan, donatur teman-teman di media sosial, donator Pie Susu Dian, donatur dari JFC, dan masih banyak lagi. “Donator tetap kita itu adalah Pie Susu Dhian, ” terangnya.

Imbuhnya, kegiatan kemanusiaan di yayasan tersebut mengalir begitu saja dan apa adanya. Terpenting tujuannya untuk kegiatan kemanusiaan. “Kita pokoknya mengalir saja dan apa adanya,” pungkasnya. (dwi)