SLEMAN, Radar Jogja - Serapan anggaran penanganan Covid-19 tahun 2021 di Kabupaten Sleman belum maksimal.
Dari hasil refocusing anggaran senilai Rp 133,764 miliar hingga pertengahan tahun, baru terserap Rp 17,512 miliar. Artinya, masih jauh dari target 50 persennya.
Kepala Bidang Anggaran Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Sleman Aji Wibowo mengungkapkan, hasil refocusing anggaran tersebut, difokuskan pada tiga bidang. Yaitu, bidang kesehatan, penanganan dampak atau dukungan ekonomi, dan bantuan sosial.
Disebutkan, penyerapan terendah pada bi-dang kesehatan. Dari target Rp 92,942 miliar, saat ini baru terserap sekitar Rp 9,027 miliar. Rincian realisasinya Rp 8,577 miliar untuk pe-nanganan Covid-19 dari target Rp 56,824 miliar. ”Sisanya, untuk program vaksinasi. Dari target Rp 36,118 baru terserap kisaran Rp 450 juta,” terang Aji kemarin (8/6).
Kemudian bidang penanganan dampak ekonomi program pemuliahan ekonomi nasional (PEN). Dari target anggaran Rp 30,256 miliar, baru terserap Rp 7,919 milar. Terakhir bantu-an sosial (bansos), realisasinya Rp 565 juta se-kian. ”Masih jauh dari target Rp 10,565 miliar,” terangnya.
Dikatakan, Serapan bidang kesehatan masih rendah karena insentif nakes (tenaga kesehat-an) belum dibayarkan.
Sementara Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Sleman Haris Sutarta menjelaskan, serapan anggaran di bidang kesehatan menemui kendala. Terutama intensif nakes yang belum dibayarkan itu, lantaran pemerintah pusat (kementerian kesehatan, red) belum mengumumkan petunjuk pelaksanakan dan teknisnya. Sebab, anggaran untuk nakes sekitar Rp 30 miliar belum terbayarkan. Untuk nakes puskesmas dan rumah sakit. ”Kami berupaya jika juklak dan juknisnya turun segera direalisasikan. Karena mere-ka mengharapkan itu (insentif,red) bisa cair,” katanya.
Meski insentif belum dapat dicairkan, dia menilai, hal ini tidak mempengaruhi kinerja bakes. Kinerja tetap dapat berjalan optimal. Pihaknya mendorong dinas kesehatan (dinkes) menyampaikan kepada Kemenkes agar secepatnya bisa dicairkan. ”Karena juga sudah banyak yang menanyakan. Meski tak sampai protes,” ujarnya.
Pihaknya mendorong agar penyerapan ang-garan tahun ini berhasil sesuai target. Tidak minus, seperti halnya anggaran penanganan Covid-19 tahun lalu, 2020. Sebab, anggaran penanganan Covid-19 tahun ini nilainya jauh melebihi target minimal 8 persen dengan to-tal Rp 74 miliar