Vaksinasi AstraZeneca untuk Pedagang Selesai Juni

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo

 

SLEMAN, Radar Jogja - Program vaksinasi Covid-19 bagi pedagang pasar di Kabupaten Sleman terus digulirkan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, vaksinasi dengan AstraZeneca, dosis pertama menyasar seribu pedagang pasar yang terbagi dalam kelompok wilayah tertentu.

Rencananya, vaksinasi dosis pertama ini akan dimulai pekan depan.

Ditargetkan vaksinasi tahap satu pedagang pasar akan selesai akhir Juni. Pihaknya baru akan menyusun jadwal lokasi-lokasi strategis yang dapat digunakan untuk penyelenggaraan program vaksinasi tersebut.

Koordinasi tersebut akan dilakukan hari ini (4/6). "Misalnya, di GOR Sleman nanti ada dari pasar Sleman, Denggung, Cebongan dan lain-lain," ungkap Joko di Pendopo Rumah Dinas Bupati kemarin (3/6).


Targetnya, vaksinasi pedagang pasar bisa tembus hingga 10 ribu sasaran. Pedagang yang sudah divaksin Sinovac, sekitar 500 orang, sehingga masih kurang 9.500 orang. "Sebanyak 500 orang itu merupakan angka pedagang pasar Gentan dan Sambilegi yang menerina valosin tahap dua," terangnya.

Disebutkan, 3 ribu dosis vaksin AstraZeneca sudah dia terima. Bahkan sudah digunakan untuk tenaga pendidik, dosen dalam lingkup akademisi.

Kemudian pada 7 Juni mendatang hendak dikirimkan lagi sebanyak 15 ribu vaksin. Total vaksin AstraZeneca yang dia terima sebanyak 18 ribu dosis. "Dari pengajuan terakhir sebanyak 26 ribu dosis," terangnya.

Joko menegaskan, penggunaan vaksin AstraZeneca ini diberikan kepada mereka yang beruaia di atas 18 tahun, orang paro baya dan lansia di atas usia 60 tahun. "Vaksin ini cenderung aman bagi lansia," terangnya.

Namun menurut pakar, kata Joko, keberadaan vaksin dengan sebutan AZ ini lebih dikaitkan dengan adakah penyakit penyerta maupun kondisi imun tubuh kala itu. Misalnya saja terdapat gangguan penyakit pembekuan darah.

Joko menyebut, penerima vaksin ini akan melalui proses screening lebih mendalam. Untuk mengetahui apakah terdapat penyakit gangguan darah atau tidak. "Contohnya, riwayat sakit, gusi sering berdarah, atau sering muncul bintik-bintik darah atau darah tidak berhenti. Perlu dilakukan skrining mendalam," ujarnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Novi Kresnaeni menyebut, vaksin AstraZeneca ini tak jauh beda dengan vaksin lainnya.

Tetapi jika dibandingkan dengan vaksin sinovac, interval penggunaannya jauh lebih panjang.

Jika sinovac hanya 28 hari, vaksin ini intervalnya mencapai 12 minggu atau tiga bulan. "Sehingga efektivitas dan optimalisasinya lebih panjang," ungkapnya terpisah.

Nah, efektivitas vaksin yang diproduksi di Inggris ini mampu melawan Covid-19 varian baru India (B1.617.2) sebanyak 32,9 persen setelah suntikan pertama. Kemudian setelah dilakukan suntikan ke dua, evektivitasnya meningkat menjadi 59,8 persen.

Berdasarkan hasil vaksinasi dosis pertama jenis vaksi ini, belum ditemukan keluhan berat. Keluhan ringan ada, tetapi dapat tertangani. "Misalnya nyeri kepala, mual dan diare. Tapi dua hari sembuh," ungkapnya.