Warga Bedhol Desa ke Asrama Haji, 53 Orang Posotif Covid-19, Satu di Antaranya Meninggal

Radar Jogja File

 
SLEMAN, Radar Jogja - Dua RT di RW 48, Padukuhan Ngaglik, Caturharjo, Sleman menjadi klaster baru Covid-19 pasca libur lebaran kemarin. Hasil tracing pada Sabtu 22 Mei lalu, 20 warga dinyatakan terpapar Korona. Dan kemarin (25/5), diketahui kasusnya bertambah menjadi 55 orang, setelah dilakukan swab polymerasa chain reaction (PCR) masal dengan sasaran 203 orang.
"Hari ini ada 35 orang terpapar. Terjadi di RT 1, zona oranye dan RT 2 zona merah," ungkap Dukuh Ngaglik Agung Wahyu Riyanto dihubungi Radar Jogja, kemarin (25/5). Sedangkan dua RT lainnya, RT 3 dan RT 4, masuk zona hijau. Karena bebas paparan Covid-19.
Lantas, mereka dibawa ke fasilitas kesehatan darurat Covid-19 di Asrama Haji. Berlokasi di Sinduadi, Mlati, Sleman. Mereka di angkut mengunakan 10 unit mobil ambulance. Untuk menjalani perawatan isolasi, hingga beberapa waktu ke depan. "Tetapi, dua lansia menjalani isolasi di rumah sakit (RS)," imbuhnya.
Dia menceritakan, kejadian ini merupakan klaster baru. Bermula dari dua orang warga terpapar Korona setelah menjalani pemeriksaan swab PCR mandiri di RS. Nah, satu di antaranya meninggal dunia. Lantas dilakukan pelacakan kepada pihak keluarga dan 21 orang kontak erat. Dan ditambah lagi empat warga yang melakukan pemeriksaan di kantor kerjanya. Hasilnya, 20 orang terpapar Covid-19.
Lalu dilakukan tracing, tracking dan testing dengan swab PCR masal. Hasilnya sebagaimana di sampaikan tadi. dari 20 orang itu, beberapa masih menjalani isolasi mandiri. Beberapa juga dinyatakan sembuh. Belum diketahui pasti penyebab paparan bermula. Namun kejadian muncul setelah lebaran, setelah ada beberapa warga menerima tamu dari luar.
Dia menjelaskan, karena masih dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, maka sebutannya klaster RT. Zona Covid-19, dihitung per RT. Bukan padukuhan. Sebab, jika diartikan klaster padukuhan, imbasnya pada pekerjaan warga yang berada di zona hijau. Mereka (warga) mengeluhkan mendapat surat dari tempat bekerja, agar turut melakukan isolasi mandiri (isoman). "Ini yang jadi kendala. Padahal mereka butuh kerja, butuh uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," keluhnya.
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan menyebut, hingga kini terdapat 41pasien yang menjalani isolasi di Asrama Haji. Faskes darurat pemerintah. Dari total kapasitas ruang sebanyak 120 orang.
"Sebelumnya 16 plus 25," cetusnya. Jumlah tersebut, termasuk dari warga dua RT di Padukuhan Ngaglik itu.
"Memang ada peningkatan kasus baru, tapi tidak terlalu mencolok. Baru hari ini kasus harian tambah cukup banyak," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo. Kendati begitu, hingga pukul 18.28, per kemarin (25/5), dia belum membeberkan jumlah kenaikan kasus terbaru yang disebutnya mengalami lonjakan itu.
Sebelumnya, berdasarkan angka rata-rata persebaran Covid-19 sepekan setelah lebaran, sebanyak 52 kasus. Kendati begitu, jumlah tersebut sebutnya masih teratasi. Jika kasus harian melebihi angka 100, maka perlu diwaspadai lebih lanjut.