Dinkes Distribusikan 3 Ribu Alat Rapid Antigen ke Puskesmas se Ponorogo

Kadineks Rahayu Kusdarini saat menyerahkan kartu vaksin kepada Bupati dan wakil Bupati Ponorogo terpilih

 

Dinkes Distribusikan 3 Ribu Alat Rapid Antigen ke Puskesmas se Ponorogo

Ponorogo- Dinas Kesehatan Ponorogo selesai mendistribusikan sebanyak 3 ribu set lebih alat tes rapid antigen covid19 , ke Puskesmas-puskesmas seluruh Kabupaten Ponorogo, Selasa (22/2/2021). Rapid antigen ini bagian dari 5.750 set yang diterima oleh Dinkes Ponorogo dari Dinkes Propinsi , Senin (15/2/2021). Dengan distribusi alat ini, maka pencegahan penyebaran covid-19 lebih cepat dilakukan.

Distribusi rapid antigen ini dilakukan berdasar kritieria puskesmas penerima dengan skala prioritas. Bagi Puskesmas yang angka positifnya tinggi maka akan diberikan 100 set alat rapid antigen. Namun bagi Puskesmas yang penyebaran positifnya rendah diberikan separuhnya.

“Kami membagi dua jenis puskesmas. Yaitu puskesmas yang cukup tinggi angka penularannya dan yang rendah angka penularannya. Untuk yang tinggi, seperti di daerah perkotaan, lalu di Kecamatan Babadan dan Siman, kita beri 100 set. Sedangkan yang angka penularannya rendah kita beri 50 set,” jelas Mujib Ridwan, Kabid Sumber Daya Kesehatan (Bid SDK) Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Selasa (22/2/2021).

Kendati sudah dibagi sesuai dengan skala priorotas yang ada, namun ada beberapa Puksesmas yang meminta tambahan lebih. Mujib juga menjelaskan, pada Senin (15/2/2021) lalu pihaknya telah mengambil sebanyak 5.750 set alat tes rapid antigen ke Dinkes Provinsi Jawa Timur. Lalu alat tersebut mulai disistribuskan ke Puskesmas sejak Jumat (19/2/2021) lalu.

Mujin menambahkan, kendati sudah dibagikan ke seluruh Puskesmas yang tersebar di 21 kecamatan, namun Dinkes masih menyimpan sisanya di gudang. Hal ini untuk mengantisipasi permintaan mendadak akibat adanya tracing. Juga ada beberapa Puskesmas yang meminta tambahan paket rapid tes.

“ Sejak Jumat (19/2/2021) alat tes rapid antigen itu mulai diambil oleh pihak puskesmas untuk mulai digunakan. Meski sudah ada alokasi dengan angka tertentu, ternyata sudah ada puskesmas yang meminta tambahan alat tes rapid antigen ini. Ada yang kurang dari 20 set, tapi ada juga yang lebih dari itu,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan drg.Rahayu Kusdarini menyampaikan, dengan deteksi yang makin ketat, maka tindakan yang diambil akan lebih tepat. Karena bisa jadi masih banyak orang yang selama ini sebenarnya sudah terpapar virus corona tapi tidak terdeteksi ternyata masih melakuan aktivitas serta mobilitas seperti biasa. Hal itu bisa mengakibatkan penularan yang tidak terkendali.

“Kalau ketahuan, maka mereka bisa dilakukan karantina sehingga penularan bisa ditekan dengan baik,” ujarnya. (sna)