Perhatikan Dampak Psiokologi

BERDISKUSI : Sejumlah narasumber berdiskusi saat Ngobrol Virtual yang diselenggarakan Suara Merdeka Network bersama Satgas Covid-19 melalui aplikasi Zoom Meeting, Kamis (7/1). (Foto/Suara Merdeka)

 
SEMARANG, Suara Merdeka - Menjadi pendamping orang terinfeksi virus Covid-19 tidaklah mudah. Mereka harus menjaga dan merawat pasien, sementara disisi lain, mereka juga harus merawat dirinya dan keluarganya agar jangan sampai tertular. Oleh sebab itu, menjadi pendamping wajib menjaga iman, imun dan aman.
Imaroh istri dari Agus Fathuddin, Ketua Yayasan Pendidikan Muslimat Kota Semarang mengungkapkan, penting bagi pendamping orang terinfeksi covid untuk menjaga iman, imun dan aman.
Perbanyak ibadah untuk selalu berdoa supaya diberikan kesehatan dan keselamatan. Kemudian, menjaga imun dengan cara memakan makanan bergizi, perbanyak vitamin dan berolahraga. Serta, menjaga aman. Artinya aman dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu rajin cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Menjadi pendamping orang terinfeksi covid tidaklah mudah. Kami harus merawat suami yang terkena covid, dan harus menjaga diri sendiri dan keluarga agar jangan sampai tertular," ungkapnya saat Ngobrol Virtual yang diselenggarakan Suara Merdeka bertema "Pahit Getir Menjadi Pendamping Orang Yang Terinfeksi Covid-19 melalui Zoom Cloud Meeting, Kamis (7/1) lalu.
Diungkapkannya, awal mula suami terinfeksi covid sejak pulang dari Raker di Bandungan. Malamnya, suami merasa kurang sehat, pusing, panas dan tidak enak badan. Sampai hari kedua badan masih panas dan barulah di hari ketiga memutuskan untuk swab.
Selang beberapa hari suami dinyatakan positif. Sementara ia, anak-anak dan seluruh keluarganya alhamdulillah negatif covid.
"Setelah itu, bapak Agus Fathuddin menuju ke rumah dinas Walikota Semarang untuk isolasi mandiri. Namun, oleh dokter diminta untuk karantina mandiri di rumah saja. Selama karantina mandiri, bapak hanya berada di dalam kamar, menjaga jarak dengan saya, anak-anak, dan keluarga. Saya memberikan makanan dan minuman untuk bapak dengan menjaga jarak dengan memakai masker serta sarung tangan," paparnya.
Selama mendampingi bapak, ungkapnya, ada perasaan takut dan khawatir jika ia nantinya ikut terinfeksi covid. Namun dengan protokol kesehatan yang ketat, ia dinyatakan negatif sampai saat ini.
Imaroh bertekad untuk tetap sehat dan kuat mendampingi suami yang terinfeksi covid. Ia dengan telaten memberikan berbagai vitamin untuk suami dan keluarga.
Segala macam vitamin ia coba, seperti propolix, air kelapa muda dicampur madu dan jeruk, juga air hangat dicampur Antangin dan minyak kayu putih.
"Alhamdulillah pada swab ketiga, suami dinyatakan negatif covid," ungkapnya.
Psikolog Unika Soegijapranata, Dr Endang Widyorini mengatakan, pihaknya tak mengira menantunya bisa terinfeksi virus Covid. Semula menantu merasakan badan capek dan indra penciumannya hilang.
Setelah swab, ia dinyatakan positif covid sementara suami dan anak-anaknya negatif. Menantu saya yang seorang ibu balita dengan kondisi yang masih positif dan masih menyusui membuat Endang cemas.
Ia khawatir keluarganya bisa ikut terinfeksi covid. Namun, karena kondisi menantu yang harus menyusui, maka diputuskanlah untuk karantina mandiri di rumah dengan menjaga jarak.
"Perasaan campur aduk dialami keluarga kami. Menantu mengalami dampak secara psikologis. Virus covid tidak hanya menyakiti tubuh melainkan juga menyakiti secara psikologis," ujarnya.
Menantunya merasa mudah marah, depresi, karena ia harus dijauhkan dari anak-anaknya. Menantu merasa seperti aib dan harus dikucilkan. Sementara kedua anaknya sangat butuh kasih sayang dari ibunya.
Disitulah, peran keluarga sangat penting. Sebagai mertua ia memberikan dukungan dan kasih sayang untuk menantunya. Dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan bagi orang terinfeksi covid. Memberikan semangat dan dukungan agar mereka bisa sembuh melawan virus Covid. (H32, K14, arw-)