MESKI sudah wafat 11 tahun silam, namun gagasan-gagasan besar almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dipercaya dapat menginspirasi banyak kalangan umat Indonesia. Terutama gagasan tentang kemanusiaan yang dinilai akan terus berkembang.
"Jujur kami merasa terhormat dengan hal itu. Saya dan warga Boen Hian Tong berharap mampu merawat gagasan-gagasan besar Gus Dur dengan melahirkan kader-kader pejuang kemanusiaan," ucap Ketua Perkumpulan Boen Hian Tong, Harjanto Halim.
Ia mengatakan hal itu saat sesi dialog di acara Haul Gus Dur ke 11 yang diselenggarakan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang bersama perkumpulan Boen Hian Tong dan Pelita Semarang di Gedung Rasa Dharma Jalan Gang Pinggir Semarang Tengah, Kota Semarang, kemarin.
Selain Harjanto Halim, sejumlah narasumber dihadirkan di acara bertajuk "Bercumbu Dengan Kemanusiaan" itu, yakni Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga, Siti Rofiah dan Samanera Shantiphalo.
Sebelum acara dimulai, para warga Boen Hian Tong juga melakukan persembahyangan di altar tersebut. Pada kesempatan itu pula, Harjanto Halim menunjukkan Shin Chi Gus Dur yang diletakkan di altar persembahyangan Boen Hian Tong sebagai penghormatan terhadap jasa-jasanya.
Ia menjelaskan, Shin Chi merupakan sebuah papan yang bertuliskan sejumlah nama tokoh atau leluhur yang dihormati warga Tiong Hoa yang kemudian didoakan oleh umat. Hal ini mirip-mirip konsep wali dalam Islam yang diziarahi dan didoakan untuk mengingat jasa besarnya.
"Selain jasa besarnya, tujuan dituliskannya nama Gus Dur pada Shin Chi ialah untuk membentuk sebuah konsep berfikir sebagaimana Gus Dur lakukan. Arahnya lebih ke membentuk generasi baru yang merawat dan melanjutkan pemikiran Gusdur," ujar pria yang juga Budayawan tersebut.
Yang istimewa bagi warga Boen Hian Tong, Shin Chi itu diserahkan langsung oleh istri Presiden ke 4 Indonesia, Nyai Sinta Nuriyah Wahid pada 2009 saat haul pertama Gusdur.
Meneruskan Perjuangan Gus Dur
Narasumber lain, Siti Rofi'ah, menjelaskan bagaimana kaderisasi perlu dikembangkan agar ada generasi baru untuk meneruskan perjuangan Gus Dur.
"Seolah-olah saat ini tak ada lagi penerusnya hanya karena sosok Gus Dur yang terlalu besar. Paling tidak dengan adanya haul semacam ini kita dapat mulai berfikir tentang generasi penerus perjuangan Gus Dur," katanya.
Inisiator Gusdrian Jawa Tengah itu menegaskan jika hanya mengulang-ulang pembicaraan tentang sosok Gus Dur sebenarnya belum bisa disebut melanjutkan perjuangannya.
"Harus ada upaya sistematis untuk melakukan kerja-kerja kaderisasi demi tercipta generasi 'Gus Dur' baru," ujar Siti Rofiah yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga itu.
Saat ini, kata dia, komunitas Gusdrian telah mengembangkan Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) yang diadakan setahun sekali. Kelas ini berupa kelompok diskusi yang mengetengahkan Prisma Pemikiran Gus Dur yang menjadi bahan utama dalam kaderisasi.
Narasumber lainnya, Samanera Shantiphalo, menyuguhkan berbagai narasi dan gaung pemikiran Gus Dur yang bahkan pengaruhnya merambah hingga ke Thailand.
"Di forum ini saya mengajak guru saya yang alumni Universitas di Thailand dan di sana beliau mendirikan Gusdurian Thailand," paparnya.
Dalam haul itu, GP Ansor menyerahkan secara simbolis alat-alat kesehatan (Alkes) dan beberapa paket obat-obatan untuk warga perkumpulan Boen Hian Tong dalam rangka pencegahan penularan covid-19.
Selain dihadiri pengurus GP Ansor dan Tokoh Lintas Agama, acara ini dihadiri oleh Camat Semarang Tengah, Abdul Haris Aziz. Pria yang akrab disapa Aziz itu mengawasi pelaksanaan kegiatan itu dalam hal keamanan dan protokol kesehatan.
"Di acara yang meriah dan dihadiri oleh berbagai tokoh ini saya harap supaya panitia tetap menjalankan protokol kesehatan sesuao dengan yang diatur oleh pemerintah demi kesehatan kita bersama," katanya saat menyampaikan sambutan.
Ketua GP Ansor Kota Semarang, Rahul Saiful Bahri menutup acara dengan menyerahkan sejumlah Alkes kepada Harjanto Halim. Sebelum penyerahan itu pria yang akrab disapa Rahul itu berharap pandemi ini bisa segera usai dan memberi kemudahan bagi segenap warga untuk beraktifitas.
"Seharusnya kita menggelar acara lebih gebyar lagi dengan mengundang banyak tokoh seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi karena pandemi maka diadakan secara sederhana," katanya. (Siswo Ari Wibowo -)