Patuhi Prokes Barak Pengungsian Merapi

Harda Kiswaya-Sekda Sleman/Radar Jogja-Yogi Isti Pujiaji

 

BERKAITAN dengan penanganan bencana alam erupsi Gunung Merapi, Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Harda Kiswaya mengimbau warga terdampak untuk mengungsi sementara waktu di barak-barak yang telah disediakan pemerintah.

Terutama masyarakat golongan rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil. Pun demikian warga lain yang berdomisili di kawasan rawan bencana (KRB) 3 terdekat dari puncak Merapi. "Khususnya saudara-saudara dari Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan. Mengingat status siaga Merapi saat ini kan harus tinggal di pengungsian dulu," tuturnya kemarin (24/11).

Pemerintah Kabupaten Sleman menyiapkan barak pengungsian dengan standar protokol kesehatan. Hal ini guna mencegah persebaran coronavirus disease. Supaya tidak muncul klaster baru Covid-19 di Sleman.

Barak didesain dengan sekat pemisah antarwarga. Area barak dan sekitarnya rutin disterilisasi dengan cairan disinfektan. Disediakan pula sarana cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan hand sanitizer di titik-titik strategis yang mudah dijangkau para pengungsi.

Protokol kesehatan wajib dilaksanakan seluruh pengungsi maupun pengunjung barak. Untuk selalu menerapkan prosedur Cita Mas Jajar (Cuci Tangan, Pakai Masker, Jaga Jarak).

Khusus para pengunjung dilarang sembarangan masuk area barak pengungsian. Terlebih pengunjung atau relawan dari luar daerah Sleman yang masuk zona merah Covid-19. "Nuwun sewu, begitu prosedurnya. Mohon maaf juga bagi rekan-rekan media yang meliput harus patuh prosedur jika akan wawancara pengungsi," pesan Harda.

Kondisi kesehatan para pengungsi pun dijamin oleh pemerintah. Mulai ketersediaan makanan dan minuman bergizi lengkap, vitamin, obat-obatan, hingga pemeriksaan kesehatan rutin. Juga senam atau olah raga bersama dengan tetap menjaga jarak. Semua itu demi terjaganya imun atau kekebalan tubuh para pengungsi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, lanjut Harda, juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi seandainya status Merapi meningkat lagi ke level awas.

Menurutnya, seluruh pemangku kewenangan mulai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), para panewu kawasan terdampak erupsi Merapi (Pakem, Cangkringan, dan Turi), serta perangkat kalurahan setempat telah siap mengantisipasi kemungkinan peningkatan status Merapi. "Hewan ternak warga juga sudah diungsikan. Dipisahkan antara sapi perah dan pedaging. Pengawasan dan pengendalian ternak langsung oleh petugas Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan," paparnya.(*/yog)

 

Sumber : Harian Radar Jogja, Edisi Rabu 25 November 2020, Halaman 1