SLEMAN- Penanganan Covid-19 di Sleman mulai mendapat perhatian dari daerah lainnya. Salah satunya dari Pemerintah Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Mereka mengunjungi Sleman untuk belajar secara langsung bagaimana Sleman bisa menangani pandemi Covid-19.
Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Plt Bupati Kepahiang Netti Herawati. Rombongan diterima oleh Sekda Sleman, Harda Kiswaya di Ruang Rapat Sembada, Jumat (20/11). "Kami datang untuk belajar mengenai penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh Pemkab Sleman karena kasus Covid-19 di Kepahiang meningkat dari delapan kecamatan saat ini hanya dua yang belum merah. Harapannya supaya Covid di Kepahiang bisa berkurang," kata Netti.
Menanggapi hal itu, Harda mengatakan dalam mengatasi kondisi Covid-19, Pemkab berupaya melakukan tindakan penangan secepat mungkin dengan membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 pada Maret 2020 lalu. "Sleman senantiasa berupaya secepat mungkin melakukan tindakan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Salah satunya membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19," ujarnya.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya dan upaya pencegahan Covid-19, lanjut Harda, Pemkab terus melakukan edukasi dengan memberikan informasi mengenai upaya pencegahan penularan Covid-19. Informasi tersebut disebar melalui berbagai media. Mulai leaflet, booklet, spanduk, baliho, banner, video, dan infografis di kanal media sosial, media cetak dan lain sebagainya.
"Pemkab melalui Dinas Kesehatan juga melakukan sosialisasi gerakan Cita Mas Jajar sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan Covid-19. Cita Mas Jajar merupakan kampanye untuk memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak minimal 1,5 meter," tuturnya.
Untuk penanganan penderita Covid-19, kata Harda, Pemkab memberikan fasilitas sarana untuk isolasi yang berada di Asrama Haji Jogja. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi keterbatasan ketersediaan kapasitas kamar isolasi yang berada di seluruh rumah sakit di Sleman. "Langkah ini yang kami antisipasi. Asrama Haji dimanfaatkan sebagai faskes darurat untuk karantina," jelasnya.
Selain itu, untuk mengantisipasi penolakan jenazah Covid-19, Pemkab juga menyediakan pemakaman khusus bagi pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Sebuah pemakaman TPU Madurejo di Prambanan milik Pemkab disiapkan khusus jenazah Covid-19. Per Oktober lalu, dari 30 jenazah pasien Covid-19 yang di makamkan di TPU Madurejo sebanyak 23 jenazah dikebumikan di liang lahat dan tujuh jenazah lainnya dikremasi.
Sejak difungsikan pada 2017 lalu, hingga kini sudah 195 jenazah yang dimakamkan di sana. Jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di sana tidak semuanya karena penolakan masyarakat di awal-awal masa pandemi. Mereka yang dimakamkan sebagian juga berasal dari luar Sleman. "Luas area TPU Madurejo itu seluas 7 hektar. Dan masih mencukupi karena kapasitas TPU Madurejo mampu menampung hingga 5.000 jenazah pasien Covid maupun non Covid," katanya.
Sumber : Harian Jogja, Edisi Sabtu 21 November 2020, Halaman 4