Tabanan, Bali-
Sejumlah sekolah di kabupaten Tabanan khususnya di tingkat SMP sudah mulai menerapkan perluasan akan pembelajaran tatap muka (PTM)terbatas yang mulai Senin (3/1) diberlakukan full hari sekolah maksimal 6 jam mata pelajaran. Seperti di SMPN 1 Tabanan, hari pertama semester genap jumlah rombel per kelas sudah kembali terisi 32-38 siswa. Tak hanya menjaga dalam hal kepatuhan prokes, pihak sekolah menerapkan jeda waktu 15 menit per tingkatan kelas saat jam pulang agar tidak terjadi kerumunan. “Astungkara, untuk di sekolah kami sudah berjalan dengan baik, tetapi tetap akan kita lakukan evaluasi dari hari pertama pemberlakuan full 100 persen ini,”ucap Kepala SMPN 1 Tabanan, I Wayan Widarsa.
Dan untuk mencegah kerumunan saat jam pulang sekolah, lanjut kata Widarsa, diberikan jeda waktu 15 menit untuk tiap tingkatan kelas. “Misalnya saja kelas 7 dipulangkan, untuk kelas 8 dan 9 masih belajar di kelas, setelah 15 menit baru menyusul kelas 8, selanjutnya kelas 9, dan keluarnya lewat pintu belakang,”terangnya.
Termasuk juga pihaknya akan melakukan evaluasi agar nantinya pelaksanaan pembelajaran full 100 persen ini bisa benar-benar berjalan dengan baik tanpa sampai menimbulkan klaster baru. “Untuk makan siang jam istirahat anak masih akan kita komunikasikan, kemungkinan anak-anak membawa bekal. Karena untuk 6 jam mapel ada jeda 15 menit untuk istirahat, yakni 3 jam mapel pertama kemudian istirahat 15 menit baru lanjut 3 jam mapel kedua,”jelasnya.
Terkait dengan aturan perluasan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas full hari sekolah dengan 6 jam mata pelajaran ini, ada juga sekolah yang masih melakukan persiapan. Misalnya saja tengah menyusun ulang jadwal mata pelajaran. Karena aturan ini memang sifatnya mendadak, dimana SE Disdik telah disebarkan pada Kamis 29 Desember 2021 dan terbentur dengan libur tahun baru, sehingga dalam kurun waktu tiga hari pihak sekolah belum bisa melakukan komunikasi terkait perencanaan baik dengan guru maupun siswa.
“Kalau dari percakapan di Wa grop kami, memang masih ada sekolah yang hari ini belum menerapkan dan masih mengatur kesiapan membuat jadwal, karena sifatnya mendadak sehingga komunikasi dengan guru dan siswa belum bisa dilakukan karena waktunya singkat, kemungkinan tiga hari kedepan atau senin depan pola pembelajaran ini sudah bisa terlihat sepenuhnya bisa berjalan di satuan pendidikan,”terangnya.(kmb28)