MEDAN | MEDIA 24 JAM - Sempat ragu dan takut mengikuti vaksinasi. Itulah yang dirasakan Nayla Tirta Sari, siswi kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Medan. Ketakutan memenuhi pikirannya karena membayangkan rasa nyeri akibat suntikan.
Bagi gadis 15 tahun yang baru merayakan ultah di akhir Oktober ini, jarum suntik merupakan hal mengerikan. Meski begitu, rasa takutnya perlahan memupus, karena motivasi orangtua yang terus meyakininya agar tidak takut divaksin. Selain itu emaknya menjanjikan akan mengajaknya nonton ke bioskop, jika sudah vaksinasi.
"Mamak dan embah (nenek) sudah divaksin. Nayla (mengatakan dirinya sendiri) dibilangin mamak jangan takut divaksin. Kata mamak, vaksin buat sehat, biar Nayla gak gampang sakit. Mamak juga ngajakin Nayla ke bioskop kalau sudah vaksin satu dan dua,"ujar Nayla usai menjalani vaksinasi tahap II di sekolahnya, Jumat (26/11/2021).
Hal lainnya yang mendorong dia mengikuti vaksinasi, karena ingin sistem pembelajaran kembali normal. "Bosan belajar daring, gak ketemu teman-teman. Sudah hampir 2 tahun sekolah, belajarnya daring. Pengen kembali kayak dulu, bisa bercanda, ngobrol dengan teman-teman sekolah,"ungkapnya.
Kendati mengaku saat ini di MAN I sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), namun masih terbatas. Dalam seminggu mereka hanya 2 kali pertemuan. Itu pun hanya berlangsung 2-3 jam saja.
"Kata mamak, masa sekolah itu indah. Bercanda dengan guru dan kawan-kawan. Pengen seperti gitu, belajarnya ketemu guru dan kawan-kawan, bisa saling bercanda,"kata gadis berkulit putih ini.
Dia menyebutkan, pihak sekolah tidak memaksa para siswanya ikut vaksinasi, karena itu diberi surat persetujuan dari orangtua. Setelah surat persetujuan ditandatangani orangtua, kemudian didaftarkan sebagai peserta vaksinasi yang diselenggarakan oleh Polrestabes Medan dan jajarannya di MAN I Medan, Jalan Willem Iskandar/Pancing, Medan.
Sebelumnya, vaksinasi tahap pertama di MAN I dilaksanakan, Jumat (29/10/2021). Diikuti siswa/siswi kelas X, XI, dan XII. Dibagi dalam 3 sesi agar tidak terjadi kerumunan dan sesuai protokol kesehatan (prokes). Sesi pertama, kelas X pukul 08.00 wib. Selanjutnya sesi kedua, kelas XI pukul 11.00 wib. Sesi ketiga, pukul 14.00 wib yang diikuti siswa kelas XII.
Pertama kali divaksin, Nayla sempat gugup. Petugas medis meminta dia melemaskan tubuh dan rileks. Proses vaksinasi pun berjalan lancar.
"Pertama kali vaksin sempat gugup. Pas disuruh rileks, eh tiba-tiba udah selesai disuntik,''aku warga Jalan Jermal XV, Medan Denai, Kota Medan ini.
Apa ada efek? "Cuma lapar aja. Siap vaksin, istirahat bentar di sekolah, lalu pulang. Sampai rumah langsung makan, bawaannya lapar,"kata Nayla sembari tersenyum lebar.
Pengalaman vaksinasi pertama itu tak terlupakan baginya. Karena besoknya (30/10/2021), Nayla tepat berusia 15 tahun dan mendapat suprise hadiah laptop dari emaknya.
"Kata mamak, karena Nayla berani disuntik. Itu tandanya Nalya udah gede, makanya dikasih mamak hadiah laptop buat belajar daring,"ujarnya sumringah.
Sebulan setelahnya, vaksinasi kedua kembali diselenggarakan Polrestabes Medan di MAN I Medan. Karena sudah menjalani vaksinasi pertama, untuk yang kedua ini Nayla tak merasakan ketakutan.
Sebelum dilakukan vaksinasi, para siswa terlebih dulu didata dan diperiksa kesehatannya. Selanjutnya dilakukan vaksinasi. Setelah divaksinasi, mereka diobservasi selama 15 menit untuk tetap menjaga kesehatan dari gejala efek samping vaksin tersebut.
"Untuk yang kedua ini agak sakit, tapi setelah itu gak ada apa-apa. Mungkin bu dokternya kedalaman menyuntikkan vaksin, makanya agak sakit. Ada juga kawan Nayla yang nangis tadi, padahal belum disuntik. Bapak-bapak polisi menenangkan, trus dia mau juga disuntik,"bilang Nayla seraya mengaku sudah tak sabar ingin nonton bioskop bersama emaknya.
"Udah gak sabar nonton ke bioskop. Kan udah vaksin, jadi boleh nonton,"katanya ceria.
Pada kegiatan itu, perwakilan dari Polrestabes Medan memberikan edukasi dan mengingatkan kepada pelajar agar mematuhi prokes 5 M meski sudah divaksinasi. Karena dengan disiplin prokes, mata rantai penularan covid-19 akan terputus.
"Kegiatan pembelajaran tatap muka (ptm) sudah dimulai, kita harapkan tidak tercipta klaster covid-19 di lingkungan sekolah. Karena itu vaksinasi ini dilaksanakan untuk mempercepat terbentuknya herd immunity yaitu kekebalan kelompok yang gunanya untuk menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah terserang penyakit dari covid-19. Selalu patuhi prokes 5M walau sudah divaksin. Tetap disiplin pakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Harapan kita semua, agar seluruh pelajar telah divaksinasi karena pelajar ini merupakan masa depan bangsa yang dapat meneruskan pembangunan negara kita ini,''demikian disampaikan petugas pada kegiatan vaksinasi yang diikuti ratusan siswa dari kelas X, XI dan XII ini.
Sementara itu, beberapa pelajar lainnya yang ditemui wartawan usai divaksinasi mengatakan, tak merasakan ada hal yang aneh saat divaksinasi.
"Biasa saja, cuma sakit sikit. Udah itu gak ada apa-apa lagi. Gak ada pusing-pusing, cuma tangan terasa kebas aja. Itu pun cuma sebentar, setelah itu biasa saja,"ungkap Jihan, siswi kelas X.
Senada juga disampaikan teman sekelasnya yang mengaku gemetaran sebelum disuntik. Bahkan setelah disuntik, dia langsung menangis. Namun hanya sesaat. Setelah itu, dia kembali tertawa ceria bersama teman-temannya dan tak merasakan hal yang menakutkan seperti dalam pikirannya.
"Gak ada apa-apa, cuma takut aja liat jarum suntiknya. Padahal ini suntik kedua (vaksinasi kedua),"aku siswi berhijab ini sembari menutupi wajahnya yang tampak malu. (maria)