Natal Dan Pandemi

  • TAWAKKAL/FAJAR
 

Pandemi Covid-19 membuat perayaan Natal berlangsung tak semeriah tahun sebelumnya. Akan tetapi, para jemaat tetap khusyuk beribadah. Baik dengan tatap muka terbatas, maupun secara virtual atau dalam jaringan (daring).

Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus Agus Salim mengatakan Natal 2020 ini memang menguji kesabaran umat. Sebab, hampir semua sendi kehidupan terganggu akibat merebaknya pandemi ini.

“Ini bukan saja terjadi di Sulsel, tetapi terjadi di seluruh dunia. Sehingga sebagai manusia kita harus senantiasa bermohon dan berdoa kepada Tuhan agar pandemi segera berlalu,” ujar Ketua Komisi Hukum dan Keamanan Jemaat Rama Klasis Makassar itu, tadi malam.

Dia menyadari, pandemi ini terjadi bukan karena kehendak manusia. Sehingga menjadi kesempatan bagi seluruh umat untuk lebih banyak berserah diri kepada Tuhan agar segera mendapat pertolongan.

“Di sinilah kesempatan untuk lebih dekat kepada Tuhan. Kita tidak boleh menyerah dengan kondisi ini. Sebab kegiatan tetap bisa berjalan dengan adanya teknologi,” ucapnya.

Perayaan Natal tahun ini pun dilakukan dengan cukup sederhana. Di Jemaat Rama, misalnya, ibadah Misa Natal dilakukan secara virtual dari kediaman masing-masing jemaat.

“Kita ikut berkontribusi untuk menekan penyebaran virus. Tidak ada masalah karena kondisinya memang begini. Ibadah secara virtual tidak ada bedanya,” terang mantan atlet karate nasional itu.

Justru, kata dia, dengan kondisi ini para jemaat bisa memaksimalkan perayaan Natal bersama keluarga di rumah. “Kita di Jemaat Rama itu ada 600 lebih kepala keluarga,” sebutnya.

Sedangkan, dari segi makna ibadah, dia mengaku tidak terpengaruh. Sebab, bila berada di gereja secara langsung, para jemaat juga tetap mendengarkan pendeta menyampaikan firman.

“Sisa bergantung dari sejauh mana umat menanamkan pemahaman pada saat pendeta menyampaikan firman,” katanya.

Serba Terbatas

Sekretaris Keuskupan Agung Makassar Pastor Paulus Tongli mengatakan, dalam kondisi saat ini semua memang serba terbatas. Baik dalam perayaan ibadah Natal di gereja, jumlah jemaat yang datang juga dibatasi panitia.

Kendati begitu, tak mengurangi kebersamaan umat Kristiani. Pastor Paulus memang kerap menyampaikam pesan agar ibadah Natal tahun ini lebih menekankan kebersamaan serta mempererat silaturahmi dalam keluarga.

“Tema Natal tahun ini, yakni Dan Mereka Akan Menamakan Dia Imanuel. Kami percaya pertolongan Tuhan Allah akan selalu datang. Allah akan terus bersama kita,” jelas pria yang juga menjabat Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Makassar ini.

Dia meyakini, kondisi Pandemi Covid-19 yang sekarang terjadi akan segera berakhir. Banyak orang menjadi korban, serta kondisi yang penuh dengan ketidak pastian. “Tetapi kami yakin Allah selalu ada di tengah-tengah kita,” tambahnya.

Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara Pdt Adrie Massie mengatakan seluruh umat patut bersyukur atas perayaan Natal yang masih bisa dilaksanakan. Meskipun dalam kondisi yang kurang menggembirakan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Akan tetapi, memaknai Natal tahun ini, Adrie Massie mengaku, semua umat kristiani percaya Allah masih terus memberi penguatan dalam kondisi apa pun. “Allah memberi kesempatan kepada kita memberi makna baru dalam Natal. Tidak ada euforia,” bebernya.

Dana yang kerap dikeluarkan untuk perayaan Natal pun dialihkan untuk kemanusiaan. Apalagi, seluruh dunia, khususnya Indonesia dan Sulsel masih mengalami krisis kesehatan. Banyak masyarakat yang membutuhkan uluran tangan.

Dirinya tentu berharap pada 2021 semua berjalan normal. Pemberian vaksin bisa segera dilaksanakan, agar kehidupan kembali normal. Tetapi dalam kondisi sekarang, dia tetap berpesan agar jemaat tak perlu buru-buru ke gereja untuk beribadah.

“Cukup beribadah di rumah dan beribadah bersama keluarga. Kita semua harus bersabar. Tetapi meyakini jika pertolongan tuhan itu ada. Semua tetap menjaga jarak serta menjamin imun terjaga,” tambahnya.