SLEMAN, Radar Jogja - Sejauh ini jadwal distribusi vaksin Covid-19 yang diimpor pemerintah pusat untuk daerah zona merah korona memang belum jelas.
Kendati demikian, masyarakat diimbau bersedia menjalani vaksinasi pada saatnya kelak sesuai jadwal yang ditentukan.Terkait adanya pemberitaan yang menyiarkan informasi tentang seseorang yang divaksin Covid-19 justru menampakkan gejala positif, masya-rakat tidak perlu khawatir. Sebab, hal itu bukan berarti orang tersebut ter-jangkit Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, vaksin Covid-19 berupa virus yang sudah dimatikan. Sebagaimana vaksin pa-da umumnya. Fungsinya merangsang antibodi untuk menangkal Covid-19. ”Kalau sudah terbentuk antibodi (di dalam tubuh seseorang, Red), hasil rapid test bisa saja reaktif. Tapi jika diuji swab saya yakin pasti negatif,” tuturnya melalui Zoom meeting akhir pekan lalu.Ihwal masih adanya pro kontra halal terhadap vaksin, harus dilihat manfaat dan mudaratnya.
Menyitir pernyataan Wapres Ma’ruf Amin, Joko menyatakan, apa pun kandu-ngan vaksin itu kalau untuk manfaat, maka harus dilakukan.Joko meyakini, vaksin Covid-19 menjadi salah satu solusi meminimalisasi penularan korona. ”Sepenge-tahuan kami, pemilihan vaksin itu melibatkan Kemenag RI dan Majelis Ulama Indonesia. Sehingga kami yakin aman,” tuturnya.
Menurut Joko, efektivitas vaksin Covid-19 akan terlihat setelah dua kali pemberian. Vaksinasi pertama dan kedua berselang dua minggu.Joko menegaskan, vaksinasi Covid-19 harus disegerakan. Sebab, penularan-nya saat ini kian masif. Satu kasus po sitif bisa menularkan pada tiga orang di sekitarnya. Itu jika dibandingkan dengan angka reproduksi di Sleman sebesar 2,6.
Namun jika ukurannya berdasarkan data harian pening katan kasus positif saat ini, per bandingannya 1:5. Artinya satu positif berpotensi menulari lima orang lainnya.Joko menengarai, hal itu terjadi akibat minimnya sikap disiplin pe-nyintas Covid-19 ketika menjalani isolasi mandiri.
Isolasi mandiri memang diperbo-lehkan berdasarkan peraturan Kemenkes RI bagi seseorang yang mengalami gejala ringan Covid-19. Kendati demikian, konsekuensi iso-lasi mandiri cukup besar jika tidak dijalanlan sesuai prosedur yang tepat. Maka jumlah kasus positif bisa saja terus bertambah.
Demi mencegah persebaran Covid-19 saat libur Natal dan pergantian tahun 2020-2021, Joko mengimbau masya-rakat lebih baik di rumah saja, kecua-li ada keperluan yang benar-benar penting. Joko menyebut musim libur akhir tahun ini sebagai minggu tenang Covid-19. ”Terapkan prinsip seperti saat awal pandemi dulu,” tuturnya.
Juru Bicara Gugus Covid-19 Sleman Savitri Kumala Dewi menambahkan, pemerintah daerah melarang berbagai kegiatan menyambut malam per-gantian tahun yang bisa mengundang kerumunan. Evi, sapaan akrabnya, memastikan, Pemkab Sleman tidak akan menerbitkan izin keramaian untuk hal tersebut. (yog/pra/fj)
Sumber : Harian Radar Jogja, Edisi Senin 14 Desember 2020, Halaman 3