Sleman Butuh Tambahan ICU Khusus Covid-19

Petugas melakukan rapid test di destinasi wisata di Sleman akhir Oktober lalu

 

SLEMAN- Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mengatakan sampai saat ini kasus aktif Covid-19 di Sleman tercatat sebanyak 648 kasus. Sebanyak 175 dirawat di rumah sakit, di Faskes Darurat Asrama Haji 65 kasus dan Rusun Gemawang 23 kasus. "Sisanya isolasi mandiri di rumah masing-masing,"kata Joko, Rabu (2/12).

Dari jumlah kasus 648 pasien, lanjut Joko, yang masuk kategori berat sebanyak 1,3% tetapi hal itu membutuhkan fasilitas khusus. Yakni, ICU khusus Covid-19 dan tidak sembarang ICU. Sayangnya, fasilitas ICU di DIY khususnya di Sleman sangat terbatas bahkan sudah penuh. "Di Sleman hanya ada 11 ICU khusus Covid-19. Kalau dengan RSUP Sardjito jumlahnya ada 24 ICU khusus Covid-19," katanya.

Adapun kasus pasien Covid-19 tanpa gejala di Sleman sebanyak 74% atau sekitar 400 kasus. Jika ditambah asimptomatik dengan pasien gejala ringan totalnya sebanyak 93%. Paling banyak kasus penularan akibat perjalanan dari luar daerah. "Pemkab Sleman tidak mungkin membangun fasilitas tersebut dalam waktu dekat. Kalaupun ada, pasti kekurangan tenaga (dokter maupun perawatnya)," kata Joko.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif pada Rabu (2/12), terdapat penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 41 kasus di Sleman dengan 4 kasus sembuh, dan satu kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Dengan demikian, total kasus positif Covid 19 di Sleman saat ini menjadi sebanyak 2.867 kasus. Adapun pasien sembuh, tercatat 2.062 kasus. Sendangkan pasien meninggal dunia menjadi 45 kasus.

Adapun di Sleman dari 25 rumah sakit rujukan Covid-19 tersedia 160 tempat tidur. Dari jumlah itu, 24 di antaranya tergolong tempat tidur untuk pasien kritis atau critical bed. Sebanyak 13 bed berada di RSUP Sardjito dan 11 lainnya tersebar disejumlah rumah sakit. Sementara itu, di Asrama Haji kapasitas ruang untuk pasien asimtomatik sebanyak 138 ruang dan 54 ruangan di Rusunawa Gemawang.

Menurut Joko, selain Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang, Pemkab bekerjasama dengan Universitas Aisyiyah (Unisa) Jogja menyiapkan teknis penggunaan asrama Unisa sebagai Fasilitas Kesehatan Darurat bagi pasien Covid-19 asimptomatik atau gejala ringan. Dijelaskan Joko, gedung asrama Unisa memiliki kapasitas 50 kamar. Dalam satu kamar disediakan dua tempat tidur. Artinya, jika dimaksimalkan gedung asrama tersebut mampu menampung 100 pasien. "Ada 50 kamar di mana satu kamar ada dua bed. Jadi kalau mau optimal ada 100 pasien yang bisa ditampung," katanya.

 

Sumber : Harian Jogja, Edisi Kamis 3 Desember 2020, Halaman 8