https://hotfokus.com/2020/10/21/penting-gak-sih-olahraga-dimasa-pandemi-covid-19-ini-jawabannya/
Delapan bulan sudah masyarakat Indonesia terjebak dalam situasi pandemi Covid-19. Sedikit banyak masyarakat yang sudah mulai sadar bahwa menjaga imun tubuh diperlukan agar kita tidak rentan terpapar Covid-19.
Beberapa cara untuk menjaga imun tubuh kita tetap baik dan tidak rentan terhadap penyakit yakni dengan melakukan olahraga yang teratur, pola makan yang baik, istirahat yang cukup serta tetap menjaga kebersihan dalam beraktifitas.
Namun demikian, kita seringkali merasa ragu ketika hendak melakukan olahraga, khususnya jika melakukan aktifitas di luar rumah bersama-sama dengan orang lain, seperti pada olahraga senam aerobik atau bersepeda. Banyak yang beranggapan bahwa aktifitas olahraga yang dilakukan secara bersama-sama sangat rentan menjadi ajang penularan penyakit.
Disisi lain, jika kita melakukan olahraga seorang diri, terkadang sifat malas kita muncul dan tidak timbul semangat untuk rutin melakukan olahraga tersebut. Maka itu, agar anda teredukasi dan tidak ragu untuk melakukan berolahraga, masilah simak beberapa tips dari dr Anita Suryani Sp.K.O, yang merupakan dokter spesialis olahraga dan merupakan praktisi di bidang olahraga.
Menurut dr Anita Suryani, bagi seseorang yang merasa malas dan takut untuk berolahraga di masa pandemi ini, maka pertamakali harus ditanamkan didalam pikiran bahwa olahraga itu penting dan merupakan kebutuhan kita.
“Bukan kita tambah tua jadi berhenti berolahraga, tapi karena stop olahraga jadi kita bertambah tua. Jadi olahraga kalau nunggu sempat, gak bakal sempat. Jadi sempatkanlah olahraga karena terbukti mengurangi semua sebab kematian dengan latihan kardio, latihan aerobik, bersepeda berenang selama 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit atau 100-150 menit perminggu,” ujar dr Anita menuturkan kepada HotFokus.com untuk program felowship jurnalisme melalui ubahlaku.id, Rabu (21/10/2020).
Lalu, bagaimana caranya agar saat berolahraga aman dari paparan Covid-19?
dr Anita Suryani pun memetakan hal itu dalam empat bagian. Menurutnya, jika empat bagian tersebut betul-betul diperhatikan, maka hal itu bisa memperkecil penularan covid-19 disaat kita berolahraga.
“Ada empat prinsip yang perlu tetap dilakukan sesuai protokol kesehatan, walaupun saat sedang berolahraga,” jelasnya.
dr Anita Suryani merinci, hal pertama yang wajib diperhatikan saat berolahraga di masa pandemi Covid-19 yakni tetap menjaga jarak.
“Minimal saat berolahraga antara satu dengan yang lainnya berjarak 2 meter. Bahkan sebenarnya kalau depan belakang karena kecepatan udara saat berjalan cepat kalau bisa 5 meter, saat lari atau bersepeda santai 10 meter, atau saat bersepeda balap jaraknya 20 meter antara depan dan belakang,” jelasnya.
Kemudian yang kedua, kata dr Anita Suryani, yaitu tetap disiplin menggunakan masker. Namun demikian, penggunaan masker saat berolahraga tetap harus mengikuti beberapa ketentuan, salah satu yang terpenting yakni intensitas olahraga itu sendiri.
“Jadi penggunaan masker ini perlu dilihat intensitas latihannya. Masker ini memang mengganggu metabolisme kita saat berolahraga, tetapi tapi hanya di intensitas tinggi dan saat penggunaan di awal. Intensitas tinggi itu maksudnya 80-85 persen denyut nadi maksimal. Yang rumusnya adalah 220 dikurangi umur. Kalau kita intensitasnya sedang, tidak terlalu tinggi, antara 64-76 persen heart rate maksimal, sebenarnya masker ini tidak mengganggu metabolisme,” jelasnya.
Ketiga, lanjut dr Anita, adalah disiplin untuk tidak sembarangan menyentuh permukaan peralatan yang umum. Sebab, hal itu berisiko menjadi sarana penularan ketika usai menyentuh peralatan umum tersebut, tangan kita kemudian mengusap bagian-bagian tubuh kita seperti mata, hidung dan mulut.
“Keempat, bawa peralatan sendiri. Misalnya handuk, botol air, masker, kalau basah diganti lagi biar tidak mengganggu pernafasan. Ini kalau olahraga di tempat umum ya, kalau di rumah sih gak perlu,” tuturnya.
“Kalau lingkungan olahraga di tempat umum itu beresiko tinggi, apalagi bersama orang yang bukan anggota keluarga,” pungkasnya. (SN/rif)